Hidup sebagai guru yang baik tidaklah mudah. Untuk mengajar seorang guru belum tentu bisa mendidik. Kita mengajari segala macam informasi dan ilmu pengetahuan yang kita miliki namun belum tentu dapat mengubah atitude dan sikap anak menjadi lebih baik dari hari ke hari. Ditambah lagi, kurangnya dukungan kepada guru untuk lebih leluasa mendidik dan mengajar anak-anak. Realitanya, banyak guru harus didikte oleh keinginan orang tua yang inginkan anak didiknya secara pribadi diutamakan dan didahulukan. Namun menurut saya pribadi, sosok seorang guru tidaklah demikian. Seorang guru mampu tegas dan meyakinkan orang tua yang menitipkan anak-anak mereka kepada guru untuk dididik dan diajarkan ilmu pengetahuan dan ilmu kehidupan. Karena setiap tahun, tuntutan pengajaran dan pendidikan semakin ekstrem. Puncaknya, seorang guru harus mensinkronkan kewajiban terhadap siswa, orang tua, sekolah dan juga Dinas Pendidikan. Beban seorang guru sesungguhnya berat, namun kebanyakan guru membawa semua itu dengan sukacita dan penuh rasa syukur. Walau tidak mudah, tetapi tujuan untuk mencerdaskan anak bangsa adalah hal yang utama.
Sekolah Marie Joseph dengan dasar ke-Katolik-an, menanamkan didikan nilai kasih di dalamnya. Sesuai ajaran Kristus tentang cinta kasih, seorang guru Marie Joseph harus menunjukkan citra Allah melalui pengajaran dan didikan dalam membangun karakter dan kepribadian siswa setiap hari. Menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif. Menjadi contoh yang baik antara rekan sejawat sesama guru dan staff karyawan. Serta sikap takwa yang ditunjukkan melalui rasa syukur dan doa yang diseimbangkan dengan usaha dan kerja keras. Menjadikan siswa sebagai contoh manusia berkarakter dengan membangun sikap guur yang lebih berkarakter sehingga disegani sebagai sahabat pendamping siswa dibandingkan terlihat sebagai guru pada umumnya. Mengasihi dan tidak membeda-bedakan pengajaran antara satu siswa dengan siswa lainnya. Sikap adil, tidak pilih kasih dan toleransi yang diharapkan mampu menularkan kebaikan pada peserta didik.
Guru yang baik, bukanlah guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan saja melainkan juga ilmu kehidupan. Bekal hidup sebagai manusia yang baik lebih berharga dibandingkan ilmu yang melimpah tanpa didasari sikap rohani dan menghormati satu sama lain. Sebab dewasa ini, orang pintar malahan menjadi teroris, tetapi mereka yang terlihat biasa pada masa sekolahnya bisa jadi menjadi orang biasa di saat ia selesai menjalani pendidikannya. Itu semua adalah proses kehidupan, dan boleh jadi seorang guru dapat menjadi saluran bagi penyebaran ilmu-ilmu kehidupan tersebut. Semoga kita semua dapat menjadi guru yang baik, baik untuk ilmunya dan juga baik untuk kehidupan mereka.
(Fransesco Agnes Ranubaya, OFS - Guru TIK SDS Katolik Marie Joseph Pontianak)
Posting Komentar